Rakit yang Terombang-Ambing: Ambivalensi Sikap Politik dan Orientasi Ekonomi Orang Cina di Palembang pada Masa Revolusi

Jumhari Jumhari

Abstract


The revolutionary period was a time of upheaval and uncertainty for economic actors, including the Chinese community that played a dominant role in Indonesia's economy. During this time, the Chinese engaged in business and trade were caught between two competing powers vying for political and economic influence: the Republic of Indonesia's government and the Dutch government attempting to reassert its imperialist control. Their position was fraught with dilemmas, as they had to navigate conflicting political stances and economic interests. Palembang, as a strategically significant region outside Java with transnational economic connections, particularly with Singapore as a trading hub in Southeast Asia, became a key battleground for political and economic struggles impacting the Chinese community. This article aims to depict the various social, political, and economic realities faced by the Chinese in Palembang during this transitional period of power shifts, using a socio-historical approach.

Keywords


Ambivalence of political attitudes; economic orientations; Chinese; Palembang; revolutionary period

Full Text:

PDF

References


Hanafiah, D. (1995). Melayu Jawa: Citra Budaya dan Sejarah Pelembang. Jakarta: Raja Grafinda Persada.

Kartodirjo, S. (1993). Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. (1975). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Lohanda, M. (2001). The Kapitan Cina of Batavia 1837-1942. Jakarta: Djambatan.

Poerwanto, H., & Sudrajat, E. (2005). Orang Cina Khek dari Singkawang. Depok: Komunitas Bambu.

Sedyawati, E., & Zuhdi, S. (2001). Arung Samudera: Persembahan Memperingati Sembilan Windu A. B. Lapian. Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Sevenhoven, J. I. Van, & Purbakawatja, S. (1971). Lukisan tentang Ibukota Palembang. Jakarta: Bhratara.

Suryadinata, L. (1986). Dilema Minoritas Tionghoa. Jakarta: Grafiti press.

Suryadinata, L., & Hardoyo, F. S. (1986). Politik Tionghoa Peranakan di Jawa 1917-1942. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Utomo, B. B. (2005). Kota Palembang: Dari Wanua Sriwijaya Menuju Palembang Modern. Palembang: Pemerintah Kota Palembang.

Wertheim, W. F. (1999). Masyarakat Indonesia dalam Transisi : Studi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Wibowo, I. (1999). Retrospeksi dan Rekontekstualisasi “Masalah Cina.” Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Yang, T. P., Danarto, A., & Mustofa, H. (2007). Elite Bisnis Cina di Indonesia dan Masa Transisi Kemerdekaan 1940-1950. Jakarta: Diadit Media.

Zed, M. (2003). Kepialangan, Politik dan Revolusi : Palembang 1900-1950. Jakarta: Pustaka LP3ES.




DOI: http://dx.doi.org/10.25077/jas.v14i1.120

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jumhari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Analisis Sejarah: Mencari Jalan Sejarah

published by Laboratorium Sejarah, Department of History, Universitas Andalas, Padang, West Sumatra, Indonesia
E-mail: jurnalanalisissejarah@gmail.com

This Open Access journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License